Pages

Sabtu, 02 Oktober 2010

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Telah Wafat

Dari Abu Hurairah rahiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا وَصلُّوْا عَلَيَّ
فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, jangan pula kalian menjadikan kuburku sebagai ied, dan bershalawatlah kalian untukku. Karena sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” 

Perang Hunain, bag 1

Dengan dibebaskannya kota Makkah, jatuhlah sudah kerajaan berhala di ranah Hijaz. Bangsa ‘Arab mulai tunduk kepada Islam, dan mereka berduyun-duyun masuk ke dalamnya. Suku Hawazin yang mendengar peristiwa itu, merasa khawatir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mengerahkan pasukan kepada mereka. Mereka pun bersatu untuk menyerang beliau. Peristiwa ini pun meletus di Hunain, sebuah lembah yang terletak antara Makkah dan Thaif, pada bulan Syawwal tahun ke-8 Hijrah. 

Sifat-sifat Penghuni Neraka

Dalam surat Qaf, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan beberapa sifat penghuni neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ. أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ. مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ. الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ

Dan yang menyertai dia berkata: “Inilah yang tersedia pada sisiku telah siap.” Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sesembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.” (Qaf: 23-26)
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa qarin yang menyertai manusia, yakni malaikat yang ditugasi untuk mencacat amal bani Adam, mengatakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Inilah yang tersedia pada sisiku telah siap.” Yakni orang tersebut dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala oleh malaikat beserta catatan amalnya yang lengkap, tanpa ditambah dan dikurangi, serta siap untuk diberi balasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memerintahkan kepada kedua malaikat-Nya yaitu malaikat yang sebagai saksi dan malaikat yang menggiringnya ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.”
Dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut terdapat enam sifat orang yang bakal dilemparkan ke dalam Jahannam.

Faidah Kisah-kisah Qur`ani

Sebuah kisah yang baik akan mudah meresap ke dalam hati orang yang membaca atau mendengarnya, serta menanamkan kesan yang demikian mendalam. Bahkan pelajaran yang disampaikan melalui pemaparan kisah (narasi) lebih banyak faedahnya. 

Dalam beberapa edisi, telah kita paparkan sejumlah kisah tentang umat terdahulu. Kisah-kisah mereka termuat di dalam Al-Qur`an dan sebagiannya dalam hadits-hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam kesempatan ini, kami mengajak pembaca merenungkan, mengapa begitu banyak Allah Subhanahu wa Ta'ala mengungkap berbagai kejadian umat manusia sebelum kita. Apa hikmah di balik itu semua? Dalam pembahasan ini, kami nukilkan sebagian uraian Al-’Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullahu dari Kitab Ushul Tafsir beliau dengan beberapa tambahan dari sumber lain. Wallahul Muwaffiq.

Mengusap Khuf

Pengertian khuf
Khuf adalah sesuatu yang dikenakan pada kaki, yang terbuat dari kulit atau selainnya.1 (Al-Mas-hu ‘alal Khuffaini, Bab Fatawa fil Mas-hi alal Khuffaini; Asy-Syarhul Mumti’, 1/182)

Dasar Hukum Mengusap Khuf
Bila seseorang yang berwudhu dalam keadaan mengenakan khuf, maka ia tidak perlu membuka khufnya untuk mencuci kaki namun cukup sebagai gantinya mengusap di atas khufnya. Demikian As Sunnah menerangkan dalam permasalahan ini. Ulama Ahlus Sunnah sepakat tentang pensyariatan mengusap khuf, menyelisihi kelompok Syi’ah Rafidhah yang menyempal dari jalan yang haq. 
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Pengingkaran kelompok Syi’ah Rafidhah terhadap sunnah ini merupakan syi’ar (tanda) mereka.” (Asy-Syarhul Mumti’, 1/182)
Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah berkata: “Telah masyhur di kalangan ulama syariat tentang kebolehan mengusap khuf, sampai-sampai perkara ini terhitung sebagai syi’ar Ahlus Sunnah dan pengingkaran terhadap hal ini teranggap sebagai syi’ar ahlul bid’ah.” (Ihkamul Ahkam, 1/114)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata: “Tidaklah didapati pengingkaran dalam masalah mengusap khuf ini kecuali dari orang yang bodoh dan dari kalangan ahlul bid’ah yang keluar dari jamaah kaum muslimin (kalangan fuqaha dan ahli atsar).” (At-Tamhid, 11/134)
Dalil tentang mengusap khuf dalam Al Qur’an adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: 
وَامْسَحُوا بِرُؤُوْسِكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Usaplah kepala-kepala kalian dan kaki-kaki kalian sampai mata kaki.” (Al-Maidah: 6)
Dengan mengkasrah huruf lam pada bacaan2 (َأَرْجُلِكُمْ) (mengusap kaki-kaki kalian) mengikuti lafadz (بِرُؤُوْسِكُمْ) (mengusap kepala-kepala kalian) 

Minggu, 06 Juni 2010

Laa Ilaaha Illallaah Makna, Rukun dan Konsekuensinya

Jadi, segala sesuatu yang di jadikan sesembahan oleh manusia, baik itu berupa berhala-berhala atau patung-patung, pepohonan, batu-batuan atau kuburan-kuburan yang di keramatkan, jin-jin dan setan, atau orang-orang sholih yang telah mati baik berupa para Nabi atau para Wali, maka itu semua adalah sesembahan yang bhatil (salah).

Rabu, 19 Mei 2010

Kisah Nabi Adam

Perintah Allah kepada malaikat dan iblis untuk sujud kepada Adam merupakan awal permusuhan iblis kepada manusia. Ia menolak perintah itu sehingga dihukum Allah. Namun iblis berjanji akan menyesatkan Adam dan keturunannya. Salah satu bentuk tipu dayanya adalah berhasil menggoda Adam untuk melanggar larangan Allah sehingga Adam dikeluarkan dari surga.

‘Umamah bintu Hamzah Al-Hazyimiyah radhiyallahu 'anhuma

Tinggal sebagai muslimah di antara kaum musyrikin di Makkah bukanlah sesuatu yang diharapkan. Putri Singa Allah, Hamzah bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu ini mendambakan hidup bersama kaum muslimin di Madinah. Dia pun menanti, hingga saatnya tiba....

Bolehkah Menonton Sulap?

Seringkali kami mendengar tentang apa yang dilakukan oleh para penyulap berupa atraksi-atraksi mereka yang disaksikan oleh anak-anak muslimin, baik melalui layar televisi atau secara langsung di sebagian daerah dengan atraksi yang cepat dan tersembunyi sehingga mengundang perhatian mata. Seperti mematikan dan menghidupkan burung, mengeluarkan telur dari dua tangan, dan hal-hal semacam ini. Lantas apa hukum dari menyaksikan hal itu dan apakah hal tersebut termasuk sihir?

Ummu Darda’ Ash-Shughra

Seorang anak perempuan yatim diasuh oleh Abud Darda’ ‘Uwaimir Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu. Hujaimah bintu Huyai Al-Washshabiyah rahimahallah namanya, berasal dari Washshab, salah satu kabilah di Himyar.
Selama dalam asuhan Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Hujaimah kecil biasa diajak oleh Abud Darda’ menghadiri shalat berjamaah di tengah shaf laki-laki dengan mengenakan burnus, sejenis pakaian yang mempunyai penutup kepala, dan duduk bersamanya di halaqah-halaqah para pembaca Al-Qur’an untuk mempelajari Al-Qur’an. Ketika mulai beranjak besar, Abud Darda’ menyuruh Hujaimah untuk bergabung dengan shaf para wanita.


Hafshah bintu Sirin

Seorang wanita keturunan Anshar yang mulia. Seorang wanita yang faqih terhadap agamanya. Bersaudara dengan orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan dengan ilmu dan bashirah. Hafshah bintu Sirin Al-Anshariyyah Al-Bashriyyah.

Tauhid

Istilah tauhid memang telah menjadi istilah yang sangat populer di tengah masyarakat muslim. Namun tak sedikit yang memahaminya dengan pemahaman yang salah.
Makna tauhid yang sebenarnya adalah mengesakan Allah pada sesuatu yang menjadi kekhususan-Nya baik Rububiyah, Uluhiyah atau Asma serta Sifat-sifat-Nya.

Syarat-syarat Shalat


Ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum shalat ditunaikan. Berikut adalah penjelasannya.
Sebagai salah satu bentuk ibadah, shalat memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pengertian syarat sendiri menurut ulama ilmu ushul adalah perkara yang keberadaan suatu hukum tergantung dengannya. Dalam arti, bila ia tidak ada maka pasti tidak ada hukum. Namun adanya perkara tersebut tidak mengharuskan adanya hukum. Contohnya, adanya wudhu sebagai suatu syarat dalam ibadah shalat tidak mengharuskan adanya shalat. Karena bisa jadi orang berwudhu bukan untuk shalat tapi untuk menjaga agar ia selalu di atas thaharah atau ia wudhu karena hendak tidur. Sebaliknya bila tidak ada wudhu (ataupun penggantinya) maka tidak sah shalatnya. Contoh lain, adanya dua saksi merupakan syarat sahnya suatu akad nikah. Namun adanya dua saksi tidak mengharuskan adanya akad nikah, sebaliknya bila tidak ada dua saksi tidak sah suatu pernikahan. (Asy-Syarhul Mumti’, 1/396, Al-Mulakhkhashul Fiqhi, 1/86)

Senin, 03 Mei 2010

Asma' bintu Umais

Sebuah kehidupan yang dilingkupi kemuliaan. Bersaudara dengan para shahabiyah yang mulia, bersanding dengan suami-suami yang mulia, lahir dari rahimnya anak-anak yang mulia. Dia adalah salah satu ahlus safinah yang mengarungi lautan untuk menggapai kemuliaan dua hijrah, menuju bumi Habasyah dan menuju Rasul-Nya yang mulia.

Kisah Ashabul Kahfi

Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuasaan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di balik ini semua?

Ashhabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:

Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimassalam

Allah Subhanahu wa Ta'ala memaparkan kisah Nabi Musa bin ‘Imran dan saudaranya Harun 'alaihissalam demikian panjang. Allah menceritakan sejarah mereka pada beberapa tempat dalam Al Qur’an dengan uslub atau gaya bahasa yang berbeda-beda, kadang dengan ringkas dan kadang meluas sesuai dengan keadaannya. Tidak ada kisah yang lebih besar dalam Al Qur’an selain kisah Nabi Musa 'alaihissalam. Karena beliau betul-betul berupaya memperbaiki Fira’un dan tentara-tentaranya, juga terhadap Bani Israil dengan upaya yang demikian hebat. 

Kisah Khidhr Bersama Nabi Musa

Disebutkan bahwa kisah ini bermula ketika Nabi Musa p mengajar Bani Israil berbagai ilmu. Mereka merasa kagum dengan keluasan ilmunya. Di saat itu ada yang bertanya kepadanya: “Wahai Nabi Allah, adakah di dunia ini seseorang yang lebih berilmu daripada engkau?”

Kisah Nabi Syu'aib

Allah mengangkat Syu’aib 'alaihissalam menjadi Nabi dan mengutus beliau ke negeri Madyan. Kejahatan yang dilakukan penduduk Madyan tidak hanya melakukan kesyirikan tetapi juga berbuat curang dalam timbangan dan takaran. Juga melakukan kecurangan dalam bermuamalat dan mengurangi hak orang lain. Nabi Syu’aib 'alaihissalam mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah saja dan melarang mereka berbuat syirik. Beliau juga memerintahkan agar berbuat adil dan jujur dalam bermuamalat, serta mengingatkan mereka agar jangan merugikan orang lain. 


Kisah Dua Putra Adam ‘alaihissalam

Sesungguhnya, wajib atas setiap muslim mengimani segala yang diberitakan di dalam Al-Qur’an.
Termasuk dalam hal ini, kisah dua putra Adam q yang dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’anul Karim. Kisah ini menjelaskan betapa buruknya akibat kedengkian, kezaliman, dan kejahatan serta permusuhan dalam kisah dua putra Adam tersebut, baik pemberian nama mereka itu shahih atau tidak.1
Baik disebabkan perebutan calon istri, sebagaimana dinukil sebagian ulama, ataukah sebab lainnya. Yang jelas, tujuannya adalah kita memahami sebab dan akibat yang sama berikut hukum yang diberlakukan di balik kisah tersebut.


‘Amrah bintu ‘Abdirrahman

Seorang tabi’iyah di bawah asuhan shahabiyah ‘alimah faqihah. Jadilah dia –dengan inayah Allah Subhanahu wa Ta’ala– seorang wanita yang bak lautan ilmu.

‘Aisyah bintu Abi Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anha, siapa yang tak pernah mendengar namanya? Siapa yang tak mengenal keutamaannya? Seorang wanita yang banyak mendapatkan pujian karena ilmu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepadanya.
Sebutlah Qubaishah bin Dzu’aib, dia mengatakan, “Aku dan Abu Bakr bin ‘Abdirrahman duduk (untuk mengambil riwayat, pen.) di hadapan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Adapun ‘Urwah bin Az-Zubair mengalahkan kami dengan seringnya masuk menemui ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sementara ‘Aisyah adalah seseorang yang paling berilmu. Para tokoh dari kalangan sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya.”


Kisah Orang-orang yang Terkurung di Dalam Gua

Peristiwa ini terjadi pada zaman Bani Israil, jauh sebelum diutusnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengisahkannya kepada kita berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَمَا ثَلاَثَةُ نَفَرٍ يَتَمَشَّوْنَ أَخَذَهُمُ الْمَطَرُ فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ فِي جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: انْظُرُوا أَعْمَالاً عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلهِ فَادْعُوا اللهَ تَعَالَى بِهَا، لَعَلَّ اللهَ يَفْرُجُهَا عَنْكُمْ. فَقَالَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ وَامْرَأَتِي وَلِي صِبْيَةٌ صِغَارٌ أَرْعَى عَلَيْهِمْ فَإِذَا أَرَحْتُ عَلَيْهِمْ حَلَبْتُ فَبَدَأْتُ بِوَالِدَيَّ فَسَقَيْتُهُمَا قَبْلَ بَنِيَّ، وَأَنَّهُ نَأَى بِي ذَاتَ يَوْمٍ الشَّجَرُ فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ فَوَجَدْتُهُمَا قَدْ نَامَا فَحَلَبْتُ كَمَا كُنْتُ أَحْلُبُ فَجِئْتُ بِالْحِلاَبِ فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا أَكْرَهُ أَنْ أُوقِظَهُمَا مِنْ نَوْمِهِمَا وَأَكْرَهُ أَنْ أَسْقِيَ الصِّبْيَةَ قَبْلَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ، فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمْ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ. فَفَرَجَ اللهُ مِنْهَا فُرْجَةً فَرَأَوْا مِنْهَا السَّمَاءَ، وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَتْ لِيَ ابْنَةُ عَمٍّ أَحْبَبْتُهَا كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ النِّسَاءَ وَطَلَبْتُ إِلَيْهَا نَفْسَهَا فَأَبَتْ حَتَّى آتِيَهَا بِمِائَةِ دِينَارٍ فَتَعِبْتُ حَتَّى جَمَعْتُ مِائَةَ دِينَارٍ فَجِئْتُهَا بِهَا فَلَمَّا وَقَعْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا قَالَتْ: يَا عَبْدَ اللهِ، اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفْتَحِ الْخَاتَمَ إِلاَ بِحَقِّهِ. فَقُمْتُ عَنْهَا، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً. فَفَرَجَ لَهُمْ، وَقَالَ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ إِنِّي كُنْتُ اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقِ أَرُزٍّ فَلَمَّا قَضَى عَمَلَهُ قَالَ: أَعْطِنِي حَقِّي فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ فَرَقَهُ فَرَغِبَ عَنْهُ، فَلَمْ أَزَلْ أَزْرَعُهُ حَتَّى جَمَعْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرِعَاءَهَا، فَجَاءَنِي فَقَالَ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَظْلِمْنِي حَقِّي. قُلْتُ: اذْهَبْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرِعَائِهَا فَخُذْهَا. فَقَالَ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَسْتَهْزِئْ بِي. فَقُلْتُ: إِنِّي لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ، خُذْ ذَلِكَ الْبَقَرَ وَرِعَاءَهَا. فَأَخَذَهُ فَذَهَبَ بِهِ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا مَا بَقِيَ. فَفَرَجَ اللهُ مَا بَقِيَ 

kecemburuan anshar

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kemenangan bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan takluknya Quraisy dan kota Makkah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pun berangkat menuju bukit Shafa lantas berdoa di sana.
Melihat kemenangan ini dan keadaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebagian sahabat Anshar berkata satu sama lain: “Beliau ini sudah dihinggapi kecondongan kepada kerabat dan berlemah lembut kepada familinya.”


‘Amrah bintu Rawahah radhiyallahu 'anhuma

Rasa cinta pada buah hati, terkadang mendorong seorang ibu ingin memberikan sesuatu yang terbaik baginya. Namun semuanya tak lepas dari bimbingan Rasul yang mulia. Begitu pulalah yang didapatkan oleh seorang wanita bernama ‘Amrah bintu Rawahah radhiyallahu ‘anha.

Kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Nabi Ya’qub ‘alaihissalam

Di antara nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah dua keutamaan: Kebaikan yang bersifat lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah, Nabi Yusuf ‘alaihissalam adalah seorang pemuda yang sangat tampan, dan secara batiniah beliau memiliki akhlak yang sangat mulia. Dengan dua hal ini, Nabi Yusuf ‘alaihissalam senantiasa bersabar ketika menjalani ujian-ujian yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala, termasuk ketika digoda oleh wanita cantik dari kalangan bangsawan.

Mariyah Maulah Hujair radhiyallahu 'anha


Pribadi para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang sangat mengesankan. Keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melandasi segalanya. Bahkan di saat-saat yang begitu mudah untuk melampiaskan dendam, ternyata itu pun tak dilakukannya. Seorang wanita yang saat itu masih musyrikah menyaksikan kemuliaan pribadi seorang Khubaib bin ‘Adi yang ditawan di rumahnya. Dia tuturkan ketika dia telah menjadi seorang muslimah. Wanita itu bernama Mariyah1.

Minggu, 25 April 2010

Biografi Syaikh Abdullah bin Mar’i Al Adeni

Biodata beliau:
Nama: Abdullah bin Umar bin Mar’i bin Bariik Al Adeni
Kunyah: Abu Abdirrahman
Tempat dan Tanggal Lahir: Al Manshurah – Aden, pada hari Selasa tanggal 27 Syawwal 1389 H

Keluarga beliau:
Syaikh Abdullah menikah di Kerajaan Saudi Arabia, Allah subhanahu wata’ala memberikan kepada beliau seorang istri yang shalihah, seorang pengajar dan mustafidah. Allah pun menganugerahkan tujuh orang anak yang terdiri dari empat putra dan tiga orang putri. Adapun putra beliau adalah:

Rabu, 21 April 2010

Kecupan Kasih Sayang








Penulis : Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Anisah bintu ‘Imran
Banyak hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengungkapkan kasih sayangnya kepada sang anak. Islam sebagai agama nan sempurna melalui kisah Rasul-Nya banyak memberikan teladan dalam hal ini.
Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kasih sayang di dalam qalbu ayah dan bunda, sehingga senantiasa menghiasi segala apa yang ada antara ayah bunda dengan buah cinta mereka. Gambaran apa pun yang ada di antara ayah-ibu dengan anak mereka, tak lain melambangkan kasih sayang mereka. Sekeras apa pun tabiat sang ayah atau bunda, di sana tersimpan kecintaan yang besar terhadap putra-putrinya.

Selasa, 20 April 2010

Kisah Ulama yang Fajir dan ‘Abid yang Jahil

Siapa saja yang sudah mengenal al-haq tapi tidak mengamalkannya bahkan menyelisihinya, maka dia serupa dengan Yahudi. Dan siapa saja yang menginginkan kebaikan, beribadah tetapi tanpa didasari ilmu, maka dia serupa dengan Nashara. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:

مَنْ فَسَدَ مِنْ عُلَمَائِنَا فَفِيْهِ شَبَهٌ بِالْيَهُوْدِ، وَمَنْ فَسَدَ مِنْ عُبَّادِنَا فَفِيْهِ شَبَهٌ بِالنَّصَارَى

“Siapa yang rusak di antara ulama kita maka dia serupa dengan orang Yahudi, dan siapa yang rusak di antara ahli ibadah kita, maka dia serupa dengan orang Nashara.”

Senin, 19 April 2010

Bulan Romadhon, Bulan Apa itu?





Adik-adik, di dalam Islam dikenal ada 12 bulan dalam satu tahun. Bulan-bulan tersebut adalah:
1. Muharrom
2. Safar
3. Robi’ul Awwal
4. Robi’uts Tsani
5. Jumadil Awwal
6. Jumadits Tsani
7. Rojab
8. Sya’ban
9. Romadhon
10. Syawwal
11. Dzul Qo’dah
12. Dzul Hijjah

Apa saja sih Keutamaan bulan Romadhon?



Adik-adikku sayang, barokallahu fiikum (semoga Allah melimpahkan barakah-Nya kepada kalian). Bulan Romadhon memiliki beragam keutamaan. Beberapa di antaranya telah disebutkan di dalam Al-Quran:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Apa itu Puasa ?



Puasa dalam bahasa Arabnya disebut shoum yang artinya menahan diri. Maksudnya ketika sedang melakukan puasa atau shoum, kita menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa tersebut seperti makan dan minum.

Puasa Ada yang Wajib dan Ada juga yang Mustahab lho!




Syariat Islam telah menggariskan bahwa puasa itu ada dua. Yang pertama adalah puasa wajib, dimana seorang muslim yang telah baligh dan mampu harus melaksanakannya. Apabila dia meninggalkan puasa yang wajib maka dia akan mendapatkan dosa. Contoh puasa yang wajib adalah puasa pada bulan Romadhon.

Kapan Diwajibkan Berpuasa?



Adik-adik yang kakak cintai, bersemangatlah kalian dalam mengerjakan amalan sholih. Seorang muslim diwajibkan untuk berpuasa apabila dia telah baligh, berakal, dan mampu.
Apa itu baligh? 
Baligh artinya telah sampai saatnya bagi seorang muslim untuk dikenai beban syariat.

Hukuman bagi Orang yang Tidak Berpuasa atau Membatalkannya



Adik-adik yang kakak cintai, tahukah kalian hukuman apa yang kita peroleh apabila kita membatalkan puasa tanpa adanya sebab yang syar’i? Hukumannya adalah di akhirat kelak kita akan digantung dengan kaki di atas dalam keadaan mulutnya robek. Ih.. menakutkan sekali bukan?

Siapa Saja yang Boleh untuk Tidak Berpuasa?


Adik-adik, agama Islam adalah agama yang memberi kemudahan bagi pemeluknya. Apabila terdapat udzur (halangan) yang syar’i maka seseorang diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Siapa saja mereka?
1. Musafir
Musafir adalah orang yang sedang bepergian jauh, oleh karena itu dia mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa sebagaimana firman Allah:
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari yang lain. Allah mengendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (Al-Baqarah: 185).

Tata Cara Puasa



Adik-adik, kakak akan sampaikan inti pembahasan kita, yaitu tata cara berpuasa. Perhatikan ya!
Kita mulai dengan membahas niat.
1. NIAT UNTUK PUASA
Sebelum melaksanakan puasa, kita wajib berniat terlebih dahulu. Puasa kita niatkan sebelum terbit fajar, berdasarkan hadits Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam
((مَنْ لَمْ يُجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ))
“Barangsiapa yang tidak niat untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya”

Banyaklah Beribadah dan Tinggalkanlah Perkara yang Sia-sia!



Adik-adikku sayang, semoga Allah menjadikan kalian anak-anak yang pandai memanfaatkan waktu.
Pada bulan Romadhon yang mulia ini, janganlah kalian isi hari-hari kalian dengan perkara yang sia-sia seperti membaca komik, dongeng, menonton televisi, main playstation dan lain-lain. Akan tetapi isilah waktu kalian dengan kegiatan yang bermanfaat.

Tuntunan Puasa Lengkap Untuk Anak



Adik-adik, alhamdulillah sebentar lagi Ramadhan tiba! Aduh senangnya! Nah, sebelum masuk ke bulan Ramadhan, mari kita tambah ilmu kita tentang puasa dengan membaca tulisan-tulisan tentang puasa berikut ya!

Rukun Iman



Adik-adikku..
Tahukah kalian ada berapa rukun iman itu?
Apa saja mereka?
Kalau kalian belum tahu, perhatikan penjelasan kakak berikut ya!

Kalau Khatib sedang Berkhutbah kita Diam dan Tenang Aja ya!



Adik-adik, bagaimana kabarnya?
Kakak harapkan semuanya dalam keadaan baik-baik saja.
Hari ini hari Jum’at yah.
Bagi yang laki-laki, apakah nanti kalian mau ikut ayah shalat Jum’at ke masjid?

Adik-adik Jangan Suka Minta-minta Ya!



“Dul, minta dong kuenya!”
“Kamu diberi jajan ya sama abimu? Ayo kasih aku uangmu!”
“Fathimah, minta mainannya ya?!”
Kata-kata semacam itu terkadang terdengar keluar dari mulut mungil kalian yang lucu.

Jangan Ganggu Temanmu


Adik-adik yang semoga disayang oleh Allah, sekarang kakak ingin bertanya.
Siapa di antara kalian yang punya hobi mengganggu teman?
Jika ada yang memiliki hobi seperti ini –masya Allah- ketahuilah adik-adik, ini adalah termasuk kebiasaan yang sangat tercela, walau pun bagi kalian mungkin sangat mengasyikkan.

Raja Yaman yang Ingin Menghancurkan Ka’bah



Adik-adik yang kakak cintai…
Pernahkah kalian membaca surat Al-Fiil?
Surat ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al-Kaafirun.
Nama Al-Fiil diambil dari kata Al-Fiil yang terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya gajah. Mari kita simak bacaan surat tersebut disertai dengan artinya:

Abdullah bin Umar dan Pertanyaan Nabi




Adik-adik, bagaimana kabarnya?
Puasanya masih jalan bukan?
Nah sambil menanti waktu berbuka puasa, kakak akan bercerita tentang salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Namanya Abdullah.
Beliau adalah putra sahabat yang mulia pula, yaitu Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Bagaimana ceritanya?

Allah عز وجل di atas ‘Arsy di atas Langit



Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
﴿وَهُوَ اللهُ فِى السَّمَاوَاتِ وَفِى الأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ﴾
“Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (QS. Al-An’am: 3)
Seringkali kita dapatkan seorang muslim kalau ditanya: Allah ‘Azza wa Jalla dimana? Dia menjawab: Allah ‘Azza wa Jalla ada di mana-mana lalu beralasan dengan ayat di atas dan semisalnya. Andaikan dia mengetahui tafsir ayat-ayat ini sudah barang tentu dia tidak akan berdalil dengannya untuk mendukung jawabannya yang salah itu. 



Kisah Pembangunan Ka’bah dan Peletakan Hajar Aswad




Ketika Rasulullah berusia tiga puluh lima tahun, beliau belum diangkat oleh Allah sebagai seorang nabi. Waktu itu kota Makkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke Masjidil Haram. Orang-orang Quraisy menjadi khawatir banjir ini akan dapat meruntuhkan Ka’bah.
Selain itu, bangunan Ka’bah dulunya belumlah beratap. Tingginya pun hanya sembilan hasta. Ini menyebabkan orang begitu mudah untuk memanjatnya dan mencuri barang-barang berharga yang ada di dalamnya.

Kisah Abu Hurairah dan Ibunya


Adik-adik, di dalam Shahih Muslim terdapat kisah Abu Hurairah dan Ibunya.
Kisah ini sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran.
Coba kalian baca ya…

Minggu, 18 April 2010

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Mendirikan Ka’bah




Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam untuk membangun Baitul ‘Atiq, yaitu masjid yang diperuntukkan bagi manusia untuk mereka menyembah Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah kemudian menunjukkan kepada Nabi Ibrahim, di mana hendaknya bangunan tersebut dibangun. Allah menunjuki Nabi Ibrahim lewat wahyu yang diturunkan kepadanya.

Menjauhi Pelaku Ghibah


Soal : Aku mempunyai seorang teman. Kalau dia berbicara, seringkali perkataannya membicarakan tentang aib-aib orang lain sehingga menjatuhkan kehormatan mereka. Aku sudah menasehatinya agar tidak lagi membicarakan aib-aib orang lain, akan tetapi nasehat yang aku berikan tidak bermanfa’at baginya. Dan yang nampak darinya, bahwa perkara membicarakan aib-aib/kejelekan orang lain itu sudah menjadi kebiasaan/karakter yang melekat pada dirinya. Walaupun terkadang dia membicarakan aib-aib orang lain itu untuk tujuan/niat yang dianggapnya baik. Dengan keadaannya yang seperti ini, maka apakah diperbolehkan untuk menjauhkan diri darinya ?Jawaban Syaikh bin Bazz : Perkataan yang ditujukan untuk membicarakan aib-aib kaum muslimin dengan menyebutkan apa-apa yang tidak mereka sukai (sehingga hal itu bisa menjatuhkan kehormatan mereka di hadapan orang lain), maka hal ini adalah perbuatan kemunkaran yang sangat besar. Perkara ini termasuk perbuatan ghibah yang diharamkan, bahkan termasuk dari dosa-dosa besar. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala (artinya) : “janganlah sebagian kalian menggunjing/mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S.Al Hujurat : 12)  



Rabu, 14 April 2010

Tata cara sholat orang sakit

Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang tidak mampu melakukan shalat dengan berdiri hendaknya shalat sambil duduk, dan jika tidak mampu dengan duduk, maka shalat sambil berbaring dengan posisi tubuh miring dan menghadapkan muka ke kiblat. Disunnatkan miring dengan posisi tubuh miring di atas tubuh bagian kanan. Dan jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan berbaring miring, maka ia boleh shalat dengan berbaring telentang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada `Imran bin Hushain:

“Shalatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak mampu, maka sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan berbaring”. (HR. Bukhari).





Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-`Utsaimîn


Nasab (Silsilah Beliau)

Beliau bernama Abdillah Muhammad Bin Shalih Bin Muhammad Bin Utsaimin Al-Wahib At-Tamimi. Dilahirkan di kota Unaizah tanggal 27 Ramadhan 1347 Hijriyah.

Pertumbuhan Beliau

Beliau belajar membaca Al-Qur’an kepada kakeknya dari ibunya yaitu Abdurrahman Bin Sulaiman Ali Damigh Rahimahullah, hingga beliau hafal. Sesudah itu beliau mulai mencari ilmu dan belajar khat (ilmu tulis menulis), ilmu hitung dan beberapa bidang ilmu sastra.




Peristiwa Bi’r Ma’unah dan Awal Mula Qunut Nazilah


Sebuah peristiwa tragis kembali menimpa kaum muslimin. 70 shahabat pilihan yang merupakan para qurra` (ahli membaca Al-Qur`an, yakni ulama) dibantai dengan hanya menyisakan satu orang saja. Peristiwa ini mengguratkan kesedihan yang mendalam pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mendoakan kejelekan kepada para pelakunya selama satu bulan penuh. Inilah awal mula adanya Qunut, namun tentu saja bukan seperti yang dipahami oleh masyarakat kebanyakan di mana dilakukan terus menerus setiap Shalat Shubuh.




Kisah Ulama yang Fajir dan ‘Abid yang Jahil

Siapa saja yang sudah mengenal al-haq tapi tidak mengamalkannya bahkan menyelisihinya, maka dia serupa dengan Yahudi. Dan siapa saja yang menginginkan kebaikan, beribadah tetapi tanpa didasari ilmu, maka dia serupa dengan Nashara.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata:

مَنْ فَسَدَ مِنْ عُلَمَائِنَا فَفِيْهِ شَبَهٌ بِالْيَهُوْدِ، وَمَنْ فَسَدَ مِنْ عُبَّادِنَا فَفِيْهِ شَبَهٌ بِالنَّصَارَى

“Siapa yang rusak di antara ulama kita maka dia serupa dengan orang Yahudi, dan siapa yang rusak di antara ahli ibadah kita, maka dia serupa dengan orang Nashara.”


Pembatal-Pembatal Wudhu

Wudhu sebagai rangkaian ibadah yang tidak dapat dipisahkan dari shalat seorang hamba dapat batal karena beberapa perkara. Hal-hal yang bisa membatalkan ini diistilahkan dalam fiqih Nawaqidhul Wudhu (pembatal-pembatal wudhu). Wudhu yang telah batal akan membatalkan pula shalat seseorang sehingga mengharuskannya untuk berwudhu kembali

Sabtu, 10 April 2010

Kisah Pembunuh seratus nyawa


    Dulu, pernah ada seseorang yang membunuh 99 orang. Dia ingin bertaubat dari dosa-dosanya ini.Maka diapun bertanya pada orang-orang , siapa yang paling berilmu didunia ini. Orang-orang menunjukannya pada seorang Rahib ( Pendeta ). 

    Orang itu pun segera menemui si Rahib. Pada Rahib dia bertanya "Ada orang yang telah membunuh 99 orang. Apakah dia masih bisa bertaubat?"."Tidak" jawab siRahib.
     Karena kecewa dengan jawaban si Rahib orang itu pun membunuhnya. Genaplah 100 orang yang telah ia bunuh . Dia kembali bertanya tanya pada orang-orang tentang orang yang paling berilmu di dunia ini.Orang-orang ini menunjukkan pada seorang alim.

Jagalah Lisanmu


Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terlimpah kepada kita tiada terbilang hingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا

“Dan jika kalian ingin menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (Ibrahim: 34)


‘Âisyah bintu Abû Bakr, Belahan Jiwa Rasûlullâh


Dialah ‘Aisyah bintu Abi Bakr ‘Abdillah bin Abi Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’b bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay al-Qurasyiyyah at-Taimiyyah al-Makkiyyah radhiyallahu ‘anha. Dia seorang wanita yang cantik dan berkulit putih sehingga mendapat sebutan al-Humaira’. Ibunya bernama Ummu Ruman bintu ‘Amir bin ‘Uwaimir bin ‘Abdi Syams bin ‘Attab bin Udzainah al-Kinaniyyah. Dia lahir ketika cahaya Islam telah memancar, sekitar delapan tahun sebelum hijrah. Dihabiskan masa kanak-kanaknya dalam asuhan sang ayah, kekasih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seorang sahabat yang mulia, Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Kisah Perjalanan Dua Cahaya: Ruqayyah dan Ummu Kultsum radhiyallâhu ‘anhumâ

Tumbuh beriringan bak dua kuntum bunga, berhias keindahan. Lepas dari belenggu ikatan, bertabur kemuliaan. Berlabuh di sisi kekasih nan dermawan, sang pemilik dua cahaya.

Lahir dua orang putri dari rahim ibunya, Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdil ‘Uzza radhiallahu ‘anha. Menyandang nama Ruqayyah dan Ummu Kultsum radhiallahu ‘anhuma, di bawah ketenangan naungan seorang ayah yang mulia, Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdil Muththalib Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Saudah bintu Zam’ah: Pengisi Kesunyian Hati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Dalam kesendirian dan kehampaan hati terenggutnya kekasih tercinta, dia hadir membawa nuansa bagi manusia yang paling mulia, dengan keceriaan jiwa yang dimilikinya. Kebesaran jiwanya membuat dirinya senantiasa di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dialah Saudah bintu Zam’ah….

Tersebut satu nama mulia yang tak kan lepas dari kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengisi kekosongan jiwa beliau setelah wafatnya Khadijah bintu Khuwailid radhiallahu ‘anha. Dia Ummul Mukminin Saudah bintu Zam’ah bin Qais bin ‘Abdi Syams bin ‘Abdi Wadd bin Nashr bin Malik bin Hasl bin ‘Amir bin Lu’ai bin Ghalib Al Qurasyiyyah Al ‘Amiriyyah yang memiliki kunyah Ummul Aswad. Ibunya adalah Asy Syamus bintu Qais bin Zaid bin ‘Amr bin Labid bin Khaddasy bin ‘Amir bin Ghanam bin ‘Adi bin An Najjar.

Ummu ‘Umarah radhiallahu ‘anha


Kehidupan dunia dengan segala penderitaannya seolah tak lagi berarti baginya, manakala dia telah mendengar janji indah tentang surga. Sepenuh pengorbanan jiwa dan raga dia berikan untuk Allah dan Rasul-Nya.

Mungkin orang yang belum pernah mendengar namanya akan mengernyitkan dahi sembari bertanya, siapakah dia? Namun tak mungkin diingkari, dia adalah seorang shahabiyah yang memiliki untaian kemuliaan besar. Kemuliaannya tertulis dalam sejarah kaum muslimin. Dia bernama Nusaibah bintu Ka’b bin ‘Amr bin Mabdzul bin ‘Amr bin Ghanam bin Mazin bin An Najjar radhiallahu ‘anha. Ibunya bernama Ar Rabbab bintu ‘Abdillah bin Habib bin Zaid bin Tsa’labah bin Zaid Manat bin Habib bin ‘Abdi Haritsah bin ‘Adlab bin Jasym bin Al Khazraj.

Ummu Hani’ bintu Abi Thalib Al-Hasyimiyyah radhiallahu ‘anha


Dia begitu mengerti tentang agungnya hak seorang suami. Dia pun mengerti tentang hak anak-anak yang ditinggalkan suaminya dalam asuhannya. Dia tak ingin menyia-nyiakan satu pun dari keduanya, hingga dia dapatkan pujian yang begitu mulia, “Sebaik-baik wanita penunggang unta adalah wanita Quraisy, sangat penyayang terhadap anak-anaknya.”

Dia bernama Fakhitah, seorang wanita dari kalangan bangsawan Quraisy. Putri paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Thalib Abdu Manaf bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Ibunya bernama Fathimah bintu Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Dia saudari sekandung ‘Ali, ‘Aqil dan Ja’far, putra-putra Abu Thalib.

Barirah radhiallahu ‘anha Maulah ‘Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu ‘anha


Ini adalah kisah seorang sahaya yang ingin mendapatkan kemerdekaannya. Perjalanan hidupnya membuahkan pelajaran-pelajaran berharga untuk seluruh kaum muslimin hingga akhir masa.

Barirah, dia seorang sahaya (budak) milik salah seorang dari Bani Hilal. Suaminya seorang budak berkulit hitam milik Bani Al-Mughirah, bernama Mughits. Barirah radhiallahu ‘anha menginginkan kemerdekaan dirinya. Dia pun mengikat perjanjian dengan tuannya untuk membayar sembilan uqiyah sebagai harga dirinya. Dalam setahun, dia membayar satu uqiyah.

Kisah Seguci Emas


Sebuah kisah yang terjadi di masa lampau, sebelum Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan. Kisah yang menggambarkan kepada kita pengertian amanah, kezuhudan, dan kejujuran serta wara’ yang sudah sangat langka ditemukan dalam kehidupan manusia di abad ini.

Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Ummu Fadhl bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha

Bersanding dengan seorang yang mulia. Dari rahimnya terlahir anak-anak yang mulia. Dia pemilik saudara dan ipar-ipar yang mulia, menambah kemuliaan yang telah dimilikinya.

Dia menyandang nama Lubabah Al-Kubra bintu Al-Harits bin Hazn bin Bujair bin Al-Hazm bin Ru’aibah bin Abdillah bin Hilal bin ‘Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyah bin Bakr bin Hawazin bin Manshur bin ‘Ikrimah bin Khashfah bin Qais bin ‘Ailan bin Mudhar Al-Hilaliyah. Namun dia lebih dikenal dengan kunyah yang diambil dari nama putra pertamanya, Al-Fadhl, sehingga Ummul Fadhl sebutannya. Ibunya bernama Hindun bintu ‘Auf bin Zuhair bin Al-Harits bin Himathah bin Dzi Halil.

Ar-Rubayyi’ Bintu Mu’awwidz radhiyallahu ‘anha

Dia adalah Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz bin Al-Harits bin Rifa’ah bin Al-Harits bin Sawad bin Malik bin Ghanam bin Malik bin An-Najjar Al-Anshariyah An-Najjariyah radhiyallahu ‘anha.

Ar-Rubayyi’ termasuk para wanita yang berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah pohon, yang dikenal dengan Bai’atur Ridhwan. Dia pernah pula turut berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di medan peperangan, Ar-Rubayyi’ beserta wanita-wanita muslimah lainnya bertugas memberi minum pasukan, mengevakuasi yang terbunuh serta mengobati yang terluka.

Ummu Athiyyah Al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha


Bak taburan mutiara, riwayat-riwayat hadits menghiasi kehidupannya. Barangkali, seseorang yang membuka halaman demi halaman kitab-kitab hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menemukan nama seorang wanita yang mulia, Ummu ‘Athiyyah Al-Anshariyyah.

Namanya Nusaibah bintu Al-Harits. Dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu ‘Athiyyah. Dia salah seorang wanita Anshar yang masuk Islam dan berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ummu Ruman radhiyallahu ‘anha


Dia beriman, berbaiat dan berhijrah. Dia berikan kebaikan untuk Allah dan Rasul-Nya dalam keislamannya, hingga dia beroleh janji, “Barangsiapa yang ingin melihat seorang bidadari, maka lihatlah wanita ini.”

Ummu Ruman bintu ‘Amir bin ‘Uwaimir bin Abdi Syams bin ‘Itab bin Udzainah bin Sabi’ bin Duhman bin Al-Harits bin Ghanm bin Malik bin Kinanah Al-Kinaniyah radhiyallahu ‘anha1 adalah istri orang terbaik umat ini setelah Nabinya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Ummu Aiman radhiallahu ‘anha

Perjalanannya dalam mengiringi kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tak dapat diabaikan. Kemuliaan yang disandangnya di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tak layak dilupakan. Hingga manusia paling mulia itu pun berkata tentangnya, dialah ibu setelah ibuku….

Wanita yang mulia ini bernama Barkah bintu Tsa’labah bin ‘Amr bin Hishn bin Malik bin Salamah bin ‘Amr bin An-Nu’man Al-Habasyiyah radhiallahu ‘anha. Namun dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu Aiman.

Hamnah bintu Jahsyi radhiyallahu ‘anha


Wanita mana yang tidak sedih kehilangan suami tercinta. Demikianlah yang dialami Hamnah bintu Jahsy radhiyallahu ‘anha. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kematian saudaranya, Abdullah bin Jahsy radhiyallahu ‘anhu di perang Uhud, Hamnah bisa bersikap tegar. Begitupun dengan berita kematian pamannya, Hamzah bin Abdul Mutht thalib radhiyallahu ‘anhu. Namun ketika sampai kabar kematiaan suaminya, ia pun tak kuasa menahan kesedihannya yang begitu mendalam. Sebagaimana para shahabat, ketegarannya menjalani ujian-ujian Allah telah mengantarkannya pada kemulian hidup di dunia dan di akhirat

Jumat, 09 April 2010

Berwudhu dan Tata Caranya


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berbagai nikmat-Nya yang telah dikaruniakan kepada kita. Terlebih nikmat yang paling besar, yaitu nikmat Islam. Nikmat yang tidak tertandingi besarnya oleh nikmat-nikmat lainnya. Oleh karena itu kita harus senantiasa bersemangat di dalam mempelajari dan mengamalkannya dalam kehidupan kita. Sebagaimana juga kita harus senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mengaruniakan kepada kita istiqamah di atas agama-Nya sampai ajal mendatangi kita.

Tatacara Menyembelih Hewan Qurban

Berikut ini akan disebutkan beberapa hukum dan adab seputar penyembelihan hewan, baik itu qurban ataupun yang lain.
I. Hewan sembelihan dinyatakan sah dan halal dimakan bila terpenuhi syarat-syarat berikut:

a. Membaca basmalah tatkala hendak menyembelih hewan. Dan ini merupakan syarat yang tidak bisa gugur baik karena sengaja, lupa, ataupun jahil (tidak tahu). Bila dia sengaja atau lupa atau tidak tahu sehingga tidak membaca basmalah ketika menyembelih, maka dianggap tidak sah dan hewan tersebut haram dimakan. Ini adalah pendapat yang rajih dari perbedaan pendapat yang ada. Dasarnya adalah keumuman firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلاَ تَأْكُلُوْا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.” (Al-An’am: 121)
Syarat ini juga berlaku pada penyembelihan hewan qurban. Dasarnya adalah hadits Anas radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhari (no. 5565) dan Muslim (no. 1966), bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berqurban dengan dua kambing kibasy yang berwarna putih bercampur hitam lagi bertanduk:
وَيُسَمِّي وَيُكَبِّرُ
“Beliau membaca basmalah dan bertakbir.”

Sepuluh Pembatal Keislaman

Pertama: Kesyirikan (beribadah kepada selain Allah).
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia mengampuni semua dosa di bawah dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh di telah mengadakan dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’:48)
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan tempatnya adalah di neraka, tidak ada seorangpun penolong bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 72)


Menyikapi Hari Raya Non Muslim


Bagaimana semestinya sikap Muslim yang tepat menyikapi hari raya Natal/ Tahun Baru/ Non Muslim lainnya?

Berikut nasihat dari Komisi Tetap Saudi Arabia:

Sesungguhnya nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya adalah nikmat Islam dan iman serta istiqomah di atas jalan yang lurus. Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan bahwa yang dimaksud jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh oleh hamba-hamba-Nya yang telah diberi nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhadaa dan sholihin. (Lihat Qs. An Nisaa :69).

Mengenal Allah

Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

Dimana Allah? Dia… di atas Langit

Amat mengherankan perkaranya ketika dimunculkan satu pertanyaan i’tiqodiyah, “Di mana Allah?”, kita mendapatkan jawaban yang bermacam-macam dan berbeda-beda dari mulut-mulut kaum muslimin. Ada yang beranggapan bahwa tidak boleh mempertanyakan di mana Allah, tetapi tak sedikit pula yang menjawab, “Allah ada di mana-mana”, lebih ironisnya ada yang mengatakan, “Allah tidak di atas, tidak juga di bawah, tidak di sebelah kanan tidak pula di sebelah kiri, tidak di barat tidak di timur, tidak di selatan tidak juga di utara.”

Untuk Apa Kita diciptakan?


Kehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak tahu untuk apa ia diciptakan Allah dan menjalani kehidupan di dunia ini.

Kalau kita melihat besarnya kekuasaan Allah, niscaya kita akan segera mengucapkan “Allahu Akbar”, “Subhanallah”. Allah menciptakan langit tanpa tiang serta semua bintang yang menghiasinya dan Allah turunkan darinya air hujan dan tumbuh dengannya segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi terhampar sangat luas, segala jenis makhluk bertempat tinggal di atasnya, berbagai kenikmatan dikandungnya dan setiap orang dengan mudah bepergian ke mana yang dia inginkan.

Berbakti pada Kedua Orang Tua

Makna “Al Birr”

Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam (artinya) :

“Al Birr adalah baiknya akhlaq”. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya Nomor 1794).

Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq..

Kondisi Masyarakat Sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam

Kehidupan bangsa Arab sebelum diutusnya Rasulullah berada dalam kekacauan yang luar biasa. Mereka menyekutukan Allah, banyak berbuat maksiat, tidak memiliki norma, percaya kepada khurafat, dan berbagai bentuk kebobrokan moral lain.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir, diutus di saat tiadanya para Rasul. Vakumnya masa itu dari para pembawa risalah dikarenakan Allah murka kepada penduduk bumi baik orang Arab dan selainnya, kecuali sisa-sisa dari ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) yang mereka telah meninggal. Dalam sebuah riwayat, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
Sesungguhnya Allah melihat kapada penduduk bumi. Lalu murka kepada mereka, Arab atau ajamnya, kecuali sisa-sisa dari ahlul kitab. (HR Muslim)

Khadijah bintu Khuwailid : Penopang Duka Khairul Anam

Siapakah yang menyangka saat itu, keharuman pribadinya kelak akan merebak di sepanjang sejarah Islam di setiap dada kaum muslimin? Siapakah yang menyangka, bahwa wanita yang mulia ini akan mendapatkan sebuah keutamaan yang besar yang telah ditetapkan Allah baginya? Siapakah yang menyangka, wanita cantik jelita ini akan mendampingi manusia yang paling mulia dalam rentang awal perjalanan dakwahnya? Siapakah yang menyangka saat itu…?

Akhir kehidupan yang jelek




Dari Sahl bin Sa`ad as Saa`idiy radhiallahu `anhu bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata :

إن العبد ليعمل- فيما يرى الناس- عمل أهل الجنة، وإنه لمن أهل النار، ويعمل فيما يرى الناس عمل أهل النار وهو من أهل الحنة، وإنما الأعمال بخواتيمها

Artinya : “Sesungguhnya seorang hamba betul-betul mengamalkan amalan ahli surga sebagaimana dilihat oleh manusia, padahal dia salah seorang dari penghuni neraka, dan seorang hamba mengerjakan amalan penghuni neraka sebagaimana yang disaksikan oleh manusia, padahal dia salah seorang penghuni sorga, sesungguhnya amalan tersebut dinilai dikala penutupnya”.[1]

Berita Tentang Hari Kiamat


Datangnya hari kiamat adalah suatu kepastian. Hanya saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau terlupakan bagi sebagian manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan bermain-main, lalai, mengenyangkan diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya. Kenikmatan dunia berupa harta, anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka akan pertemuan dengan hari tersebut. Padahal hari kiamat demikian


TEMPAT-TEMPAT YANG BANYAK DITEMUKAN PARA SYAITAN ?


Tempat-tempat yang banyak ditemukan para syaitan diantaranya :

1. Tempat peristirahatan unta.

Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal radiyallohu ‘anhu berkata, bersabda ..Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:

صَلُّوا فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ وَلاَ تُصَلُّوا فِى أَعْطَانِ الإِبِلِ فَإِنَّهَا خُلِقَتْ مِنَ الشَّيَاطِينِ

" Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing dan janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syaitan." (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) dan selainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat di tempat peristirahatan unta. Yang benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dan yang semisalnya adalah karena itu adalah tempat-tempat para setan.

2. Tempat buang air besar dan kecil

Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ ، فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

" Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan."

الْخُبُثِ adalah setan laki-laki dan الْخَبَائِثِ adalah setan perempuan. Demikian banyak orang yang terkena gangguan jin adalah di tempat-tempat buang hajat.

3. Lembah-lembah. Sesungguhnya jin dan setan ditemukan di lembah-lembah dan tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam "Majmu Fatawa" (19/33) : "Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi."

4. Tempat sampah dan kotoran.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam "Majmu Fatawa" (19/41) : "(Para Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan."

5. Pekuburan.

Telah datang dari hadits Abu Said Al Khudri radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda:

الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ

" Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan dan kamar mandi." (HR. Ahmad (3/83), Abu Daud (492), Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251) serta yang lainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam "Majmu Fatawa" (19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin : "Pada pekuburan itu terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya. Para syaitan menuntut orang yang hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah para syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati.

6. Tempat yang telah rusak dan kosong.

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam "Al Adab Al Mufrad" (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku :

لا تسكن الكفور فإِن ساكن الكفوركساكن القبور

" Janganlah kamu tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman itu seperti tinggal di kuburan."

Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama bahwa Al Kufuur adalah tempat yang jauh dari pemukiman manusia dan hampir tidak ada seorang pun yang lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/40-41) ketika berbicara tentang jin : "Oleh karena itu, (para syaitan) banyak ditemukan di tempat yang telah rusak dan kosong."

7. Lautan

Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata : Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

إن إبليس يضع عرشه على البحر ثم يبعث سراياه

" Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar airdan kemudian dia pun mengutus pasukannya.

(HR. Muslim: 2813).

Dan juga datang dari hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yang dimaksud adalah samudera "Al Haadi" karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua.

8. Celah-celah di bukit.

Telah datang hadits Ibnu Sarjis radiyallohu ‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

لايبلون أَحدكم في الجحر

" Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang…"

Mereka berkata kepada Qatadah: "Apa yang menyebabkan dibencinya kencing di lubang?", dia berkata : "Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin". Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186) dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu,. Lihat ktab "Jami' At Tahshiil."

Hadits ini dishahihkan oleh Al Walid Al Allamah Al Wadi'i dalam "Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain" (579).

9. Tempat-tempat kesyirikan, bid'ah dan kemaksiatan

Para setan ditemukan di setiap tempat yang di dalamnya manusia melakukan kesyirikan, bid'ah dan kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid'ahan dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya dan terhadap para pelakunya.

10.Rumah-rumah yang di dalamnya dilakukan kemaksiatan

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla, bersabda :

أن الملائكة لا تدخل بيتا فيه كلب ولا صورة

" Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar." (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu 'anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain).

Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara Allah Subhaanahu wata’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhaanhu wata’ala, ibadah, dan membaca Al Qur'an. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai pekuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah." (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya).

11.Pasar-pasar

Telah datang dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata :

لا تكونن إن استطعت أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها فإنها معركة الشيطان وبها ينصب رايته

" Janganlah engkau menjadi orang pertama yang masuk pasar jika engkau mampu dan jangan pula menjadi orang paling terakhir yang keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya."

Ucapan ini memiliki hukum marfu (disandarkan kepada Rasululla Shallallohu ‘alaihi wasallam, pen). Yang dimaksud dengan ا لمعر كة dalam kata " معركة الشيطان " adalah tempat peperangan para syaitan dan mereka menjadikan pasar sebagai tempat perang tersebut karena dia mengalahkan mayoritas penghuninya disebabkan karena mereka lalai dari dzikrullah dan gemar melakukan kemaksiatan.

Dan ucapannya " وبها ينصب رايته " (dan dengannya dipasang benderanya), merupakan isyarat ditemukannya para syaitan untuk mengadu domba sesama manusia.

Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yang dibenci oleh Alla Subhaanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

أ حب البلا د إلى الله مساجدها وأبغض البلا د إلى الله أ سواقها

" Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar."

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (671) dan selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah para setan berkumpul di tempat-tempat yang di dalamnya gemar dilakukan perbuatan maksiat dan kemungkaran.

12.Jin dan para setan berkeliaran di jalan-jalan dan lorong-lorong. Dalam hadits Riwayat Bukhari (3303) dan Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda :

إذا كان جنح الليل فكفوا صبيانكم فإن للجن انتشارا وخطفة وأطفئوا المصابيح عند الرقاد فإن الفويسقة ربما اجترت الفتيلة فأحرقت أهل البيت

" Jika telah datang malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran dan melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus, pen) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut".
Sumber : http://www.salafybpp.com/