Pages

Sabtu, 02 Oktober 2010

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Telah Wafat

Dari Abu Hurairah rahiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِيْ عِيْدًا وَصلُّوْا عَلَيَّ
فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, jangan pula kalian menjadikan kuburku sebagai ied, dan bershalawatlah kalian untukku. Karena sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” 

Perang Hunain, bag 1

Dengan dibebaskannya kota Makkah, jatuhlah sudah kerajaan berhala di ranah Hijaz. Bangsa ‘Arab mulai tunduk kepada Islam, dan mereka berduyun-duyun masuk ke dalamnya. Suku Hawazin yang mendengar peristiwa itu, merasa khawatir Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mengerahkan pasukan kepada mereka. Mereka pun bersatu untuk menyerang beliau. Peristiwa ini pun meletus di Hunain, sebuah lembah yang terletak antara Makkah dan Thaif, pada bulan Syawwal tahun ke-8 Hijrah. 

Sifat-sifat Penghuni Neraka

Dalam surat Qaf, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan beberapa sifat penghuni neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ. أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ. مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ. الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ

Dan yang menyertai dia berkata: “Inilah yang tersedia pada sisiku telah siap.” Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sesembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.” (Qaf: 23-26)
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan bahwa qarin yang menyertai manusia, yakni malaikat yang ditugasi untuk mencacat amal bani Adam, mengatakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Inilah yang tersedia pada sisiku telah siap.” Yakni orang tersebut dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala oleh malaikat beserta catatan amalnya yang lengkap, tanpa ditambah dan dikurangi, serta siap untuk diberi balasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memerintahkan kepada kedua malaikat-Nya yaitu malaikat yang sebagai saksi dan malaikat yang menggiringnya ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.”
Dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut terdapat enam sifat orang yang bakal dilemparkan ke dalam Jahannam.

Faidah Kisah-kisah Qur`ani

Sebuah kisah yang baik akan mudah meresap ke dalam hati orang yang membaca atau mendengarnya, serta menanamkan kesan yang demikian mendalam. Bahkan pelajaran yang disampaikan melalui pemaparan kisah (narasi) lebih banyak faedahnya. 

Dalam beberapa edisi, telah kita paparkan sejumlah kisah tentang umat terdahulu. Kisah-kisah mereka termuat di dalam Al-Qur`an dan sebagiannya dalam hadits-hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam kesempatan ini, kami mengajak pembaca merenungkan, mengapa begitu banyak Allah Subhanahu wa Ta'ala mengungkap berbagai kejadian umat manusia sebelum kita. Apa hikmah di balik itu semua? Dalam pembahasan ini, kami nukilkan sebagian uraian Al-’Allamah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullahu dari Kitab Ushul Tafsir beliau dengan beberapa tambahan dari sumber lain. Wallahul Muwaffiq.

Mengusap Khuf

Pengertian khuf
Khuf adalah sesuatu yang dikenakan pada kaki, yang terbuat dari kulit atau selainnya.1 (Al-Mas-hu ‘alal Khuffaini, Bab Fatawa fil Mas-hi alal Khuffaini; Asy-Syarhul Mumti’, 1/182)

Dasar Hukum Mengusap Khuf
Bila seseorang yang berwudhu dalam keadaan mengenakan khuf, maka ia tidak perlu membuka khufnya untuk mencuci kaki namun cukup sebagai gantinya mengusap di atas khufnya. Demikian As Sunnah menerangkan dalam permasalahan ini. Ulama Ahlus Sunnah sepakat tentang pensyariatan mengusap khuf, menyelisihi kelompok Syi’ah Rafidhah yang menyempal dari jalan yang haq. 
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Pengingkaran kelompok Syi’ah Rafidhah terhadap sunnah ini merupakan syi’ar (tanda) mereka.” (Asy-Syarhul Mumti’, 1/182)
Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah berkata: “Telah masyhur di kalangan ulama syariat tentang kebolehan mengusap khuf, sampai-sampai perkara ini terhitung sebagai syi’ar Ahlus Sunnah dan pengingkaran terhadap hal ini teranggap sebagai syi’ar ahlul bid’ah.” (Ihkamul Ahkam, 1/114)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah berkata: “Tidaklah didapati pengingkaran dalam masalah mengusap khuf ini kecuali dari orang yang bodoh dan dari kalangan ahlul bid’ah yang keluar dari jamaah kaum muslimin (kalangan fuqaha dan ahli atsar).” (At-Tamhid, 11/134)
Dalil tentang mengusap khuf dalam Al Qur’an adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: 
وَامْسَحُوا بِرُؤُوْسِكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Usaplah kepala-kepala kalian dan kaki-kaki kalian sampai mata kaki.” (Al-Maidah: 6)
Dengan mengkasrah huruf lam pada bacaan2 (َأَرْجُلِكُمْ) (mengusap kaki-kaki kalian) mengikuti lafadz (بِرُؤُوْسِكُمْ) (mengusap kepala-kepala kalian)