Pages

Senin, 29 Maret 2010

Ummu Habibah Bintu Abi Sufyan


Bukan main marahnya Abu Sufyan ketika tahu putrinya, ummu Habibah, masuk islam, bersama suaminya,Ubaidullah bin Jahsyin. Abu Sufyan adalah tokoh musyrikin Quraisy yang selalu menampakkan permusuhan kepada Rasulloh shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Berbagai cara digunakan Abu Sufyanuntuk memaksa ummu Habibah keluar dari islam tapi tak juga berhasil. Karena beratnya permusuhan sang ayah maupun kaumnya yang masih kafir,akhirnya Ummu Habibahhijrah ke Habasyah bersama suaminya dan sahabat yang lainnya.Di Habasyah Ummu Habibah melahirkan putrinya yang di beri nama Habibah.

Suatu malam di Habasyah,Ummu Habibah bermimpi. Dalam mimpinya dia melihat suaminya di terpa gelombang lautan yang dahsyat, dalam kegelapan yang sangat pekat. Dia dalam keadaan yang sangat mengenaskan.Ummu Habibah terbangun dalam keadaan takut dan goncang. Kesokkan harinya mimpinya menjadi sebuah kenyataan.Hari itu Ubaidillah Bin Jahsyin murtad dan memeluk agama nashrani, agama penduduk Habasyah. Diapun mulai mengunjungi tempat minum – minum dan ikut minum khamr.
Ubaidillah bin Jahsy mengajak Ummu Habibah untuk masuk agama nashrani. Tapi Ummu Hbubah tegas menolak. Ubaidillah pun mengajukan dua pilihan kepada istrinya, mengikuti agama Nashrani atau diceraikan.
Betapa sedih hati Ummu Habibah. Dia tidak ingin sama sekali meninggalkan agama islam ini. Kalau duceraikan oleh suaminya, berarti dia harus hidup tanpa sanak saudara dinegri yang sangat jauh dari tanah airnya. Tidak mungkin pula dia kembali kepada keluarganya di Makkah,karena sampai saat itu mereka masih kafir. Akhirnya ummu Habibah memilih untuk bercerai.
Ternyata tak lama setelah itu,Ubaidillah mati dalam keadaan masih beragama Nashrani. Di Madinah Rasullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendengar berita tentang penderitaan wanita yang mulia ini. Beliau merasa iba. Rasullullaoh pun mengirim surst kepada Najasyi,Raja Habasyah, meminta agar sang raja menjadi waliyang mewakili pernikahan beliau dengan Ummu Habibah. Rja Najasyi menerima dengan senang hati. Ditunjukkan Khalid bin Said bin Al Ashsebagai wali pengantin perempuanuntuk menikahi Ummu Habibah dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Rasullullah memberikan mahar berupa uang sebesar empat ratus dinar. Pernikahan itu berlangsung di istana raja Najasyi, di hadiri oleh seluruh sahabat yang Habasyah.Setelah itu,dengan membawa berbagai hadiah dari raja Najasyi,Ummu Habibah diantar untuk kembali ke Madinah, bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alihi Wasallam.
Ummu Habibah sangat mencintai Allah dan RasulNya. Ketika kaum muslimin menghianati perjanjian Hudaibiyahuntuk tidak saling menyerangantara kaum Muslimin dan kaum Musyrikin, Abu Sufyan datang ke Madinah. Dia menemui Rasulullah untuk memperpanjang perdamaiandengan kaum Muslimin. Tapi ternyata beliau menolaknya. Abu Sufyan pun mendatangi Ummu Habibah. Dia bermaksud meminta bantuan putrinya dalam permasalahan ini.
Namun yang ditemui justru sebaliknya. Ketika Abu Sufyan hendak duduk diatas tikar yang biasa di duduki Rasulullah, Ummu Habibah bergegas melipatnya. Abu Sufyan benar-benar keheranan.Abu Sufyan: ”Mana yang lebih engkau utamakan,tikar atau aku?” Ummu Habibah: “Ini adalah tikar Rasulullah, sedangkan Ayah adalah seorang laki-laki musyrik yang najis.Saya tidak suka Ayah duduk diatas tikar Rasullah!”. Abu Sufyan: “Benar-benar kamu ditimpa kejelekan setelah berpisah denganku!” ujar Abu Sufyan dengan gusar.
Ummu Habibah menjawab dengan tenang, Ummu Habibah:”Allah telah membimbingku kepada islam. Sementara Ayah adalah pemimpin orang orang kafir Quraisy.Mengapa Ayah tidak masuk islam saja? Mengapa Ayah menyembah patung patung yang yang tak bisa melihat dan mendengar itu?” Abu Sufyan tidak menjawab. Diapun pergi sambil menahan marah dan kecewa. Beberapa waktu kemudian, ketika kota Makkah ditaklukan oleh pasukan muslimin, Abu Sufyan menyatakan masuk islam.
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam wafat,Ummu Habibah selalu tinggal dirumahnya dan tidak pernah keluar kecuali untuk sholat.
Dia tak pernah meninggalkan Madinah kecuali untuk menunaikan ibadah haji.Dia juga mengajarkan ilmu yang ia dapatkan dari Rasulullah kepada para sahabat yang lain.
Demikianlah yang dilakukan Ummu Habibah sampai saatnya menghadap Allah dalam usia 70 tahun. Semoga Allah meridhoinya.
*****
Sumber majalah MUMTAZ edisi 9/vol II/1430 H/hal 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar